Manusia Bersifat Keluh-Kesah
I don't know how to begin this..
Hari ini Jogja hujan. Aku suka hujan. Udaranya sejuk.
BTW, udah November aja ya. Ngga kerasa. Berarti itu tandanya aku udah 1 bulanan di Jogja tanpa ada kegiatan terstruktur untuk dilakukan. Aku agak sedih gitu dengan keadaan kaya gini. Meski seperti yang aku bilang sebelumnya kalau aku tidak benar-benar tidak ada kerjaan.
Manusia emang doyannya ngeluh, misal dikasih panas bilangnya 'kok panas banget yak', dikasih hujan bakal bilang 'ya Allah kok hujan si, jadi nda bisa kemana-kemana nih', dikasih free bakal bilang 'aduh aku ngga ada kerjaan banget ni, pusing', giliran banyak kerjaan ngeluh juga. Hehehe :D
Emang manusia ini diciptakan oleh yang Maha Kuasa dengan sifat keluh kesah, memang sudah sunnahtullah seperti itu, dan ada di Al-Qur'an.
Kadang manusia itu kurang bersyukur atas apa-apa yang Allah beri di kehidupannya. Padahal jika kita buka mata lebar-lebar banyak banget orang yang jauh-jauh-jauh belum beruntung daripada kita. Ini emang pembahasan klise yang sering banget diomongin.
Aku ingin mencoba buat adil aja melihat apa yang terjadi di sekitar. Kadang sering banget terbesit di kepala 'kenapa sih aku ngga bisa kaya dia?' or 'kenapa si dia enak banget, apa-apa kaya dipermudah gitu aja?' or 'kenapa si aku nda punya kesempatan kaya dia?'. Tak jarang ada perasaan iri di hati. Itu kenapa kita jangan sering-sering mengcompare hidup kita dengan hidup orang lain. Jatuhnya akan susah banget buat bersyukur. Padahal yang terjadi itupun di luar pengetahuan kita. I mean, kita kan tidak pernah tau apa yang akan terjadi, apa yang pantas kita miliki. Nah, atas semua ketidaktahuan kita inilah kita tetap harus sadar untuk tidak egois dan menyalahkan siapapun dalam menjalani semuanya, karena memang kita tidak tau.
Tapi kembali lagi bahwa kitalah si manusia yang sangat lemah itu. Lemah imannya, lemah hatinya, lemah akalnya, yang kadang buat ngilangin prasangka tidak baik kepada Tuhan saja kita tidak bisa. Kitalah manusia yang penuh keluh kesah itu. Makanya aku sering sedih sendiri ketika tidak bisa mengontrol hati untuk tetap tabah saat yang terjadi tidak sesuai dengan mauku dan untuk percaya bahwa yang terjadi pasti ada sesuatu dibaliknya. Kadang hikmah itu tidak langsung terlihat sehingga seringnya timbul kekhawatiran. Susah memang, untuk membangun kepercayaan seperti ini, untuk tetap tenang dalam menghadapi semuanya, untuk tetap ikhlas. Bener-bener susah. Meski sudah berusaha benar-benar komit untuk percaya, namun dalam hati kecil tetap saja, ahh kalian pasti paham apa yang aku maksud. Memang ya ikhlas itu paling susah, makanya ngga heran balasannya Surga. :)
Namun sekarang, setelah bertahun-tahun jauh dari rumah, sedikit banyak mulai mengubah cara pikir untuk melihat dan menilai segala sesuatu. Aku perlahan belajar ikhlas, meski itu sangat susah.
Seperti sekarang ini aku berada dalam keadaan yang bisa dibilang 'sedang sedih', karena beberapa hal. Rasanya campur aduk, yang dalam hati selalu nanya kenapa sih? kok? yang bikin aku beberapa kali hembusin napas panjang, yang beberapa kali bilang yaudahlah ndapapa, tapi hati tetap aja agak sedih gitu. Sekali lagi inilah sifat manusia yang lemah karena ketidaktahuannya dan penuh keluh kesah. Sesaat kemudian kusadarkan diriku untuk tetap bersyukur dengan semuanya, setidaknya aku tetap punya kesempatan sama banyaknya untuk mencoba hal lain. Lagian jika dilihat ke sekeliling banyak sekali orang yang tidak seberuntung aku, bisa sekolah, bisa belajar mandiri dengan berada jauh dari rumah, atau mungkin banyak yang malah mendambakan hidup yang seperti aku jalani ini. Alhamdulillah ya, Allah anugerahi kita hati untuk selalu bisa merasa, untuk selalu tersentuh atas apa-apa yang Allah tunjukan dalam hidup ini. Hati yang dilembutkan Allah, akan mudah untuk ingat dan kembali percaya atas Allah.
Intinya kalau kita berusaha berdoa tawakkal nyerahin semuanya, nyerahin keadaan hati kita ke Allah dan berusaha ikhlas, meski berat, InsyaAllah kita akan segera tenang.
Semoga kita segera mendapatkan hal baik, yang menurut Allah baik, menurut kita baik. Amin.
Saling doain ya.
:)
Hari ini Jogja hujan. Aku suka hujan. Udaranya sejuk.
Manusia emang doyannya ngeluh, misal dikasih panas bilangnya 'kok panas banget yak', dikasih hujan bakal bilang 'ya Allah kok hujan si, jadi nda bisa kemana-kemana nih', dikasih free bakal bilang 'aduh aku ngga ada kerjaan banget ni, pusing', giliran banyak kerjaan ngeluh juga. Hehehe :D
Emang manusia ini diciptakan oleh yang Maha Kuasa dengan sifat keluh kesah, memang sudah sunnahtullah seperti itu, dan ada di Al-Qur'an.
Kadang manusia itu kurang bersyukur atas apa-apa yang Allah beri di kehidupannya. Padahal jika kita buka mata lebar-lebar banyak banget orang yang jauh-jauh-jauh belum beruntung daripada kita. Ini emang pembahasan klise yang sering banget diomongin.
Aku ingin mencoba buat adil aja melihat apa yang terjadi di sekitar. Kadang sering banget terbesit di kepala 'kenapa sih aku ngga bisa kaya dia?' or 'kenapa si dia enak banget, apa-apa kaya dipermudah gitu aja?' or 'kenapa si aku nda punya kesempatan kaya dia?'. Tak jarang ada perasaan iri di hati. Itu kenapa kita jangan sering-sering mengcompare hidup kita dengan hidup orang lain. Jatuhnya akan susah banget buat bersyukur. Padahal yang terjadi itupun di luar pengetahuan kita. I mean, kita kan tidak pernah tau apa yang akan terjadi, apa yang pantas kita miliki. Nah, atas semua ketidaktahuan kita inilah kita tetap harus sadar untuk tidak egois dan menyalahkan siapapun dalam menjalani semuanya, karena memang kita tidak tau.
Tapi kembali lagi bahwa kitalah si manusia yang sangat lemah itu. Lemah imannya, lemah hatinya, lemah akalnya, yang kadang buat ngilangin prasangka tidak baik kepada Tuhan saja kita tidak bisa. Kitalah manusia yang penuh keluh kesah itu. Makanya aku sering sedih sendiri ketika tidak bisa mengontrol hati untuk tetap tabah saat yang terjadi tidak sesuai dengan mauku dan untuk percaya bahwa yang terjadi pasti ada sesuatu dibaliknya. Kadang hikmah itu tidak langsung terlihat sehingga seringnya timbul kekhawatiran. Susah memang, untuk membangun kepercayaan seperti ini, untuk tetap tenang dalam menghadapi semuanya, untuk tetap ikhlas. Bener-bener susah. Meski sudah berusaha benar-benar komit untuk percaya, namun dalam hati kecil tetap saja, ahh kalian pasti paham apa yang aku maksud. Memang ya ikhlas itu paling susah, makanya ngga heran balasannya Surga. :)
Namun sekarang, setelah bertahun-tahun jauh dari rumah, sedikit banyak mulai mengubah cara pikir untuk melihat dan menilai segala sesuatu. Aku perlahan belajar ikhlas, meski itu sangat susah.
Seperti sekarang ini aku berada dalam keadaan yang bisa dibilang 'sedang sedih', karena beberapa hal. Rasanya campur aduk, yang dalam hati selalu nanya kenapa sih? kok? yang bikin aku beberapa kali hembusin napas panjang, yang beberapa kali bilang yaudahlah ndapapa, tapi hati tetap aja agak sedih gitu. Sekali lagi inilah sifat manusia yang lemah karena ketidaktahuannya dan penuh keluh kesah. Sesaat kemudian kusadarkan diriku untuk tetap bersyukur dengan semuanya, setidaknya aku tetap punya kesempatan sama banyaknya untuk mencoba hal lain. Lagian jika dilihat ke sekeliling banyak sekali orang yang tidak seberuntung aku, bisa sekolah, bisa belajar mandiri dengan berada jauh dari rumah, atau mungkin banyak yang malah mendambakan hidup yang seperti aku jalani ini. Alhamdulillah ya, Allah anugerahi kita hati untuk selalu bisa merasa, untuk selalu tersentuh atas apa-apa yang Allah tunjukan dalam hidup ini. Hati yang dilembutkan Allah, akan mudah untuk ingat dan kembali percaya atas Allah.
Intinya kalau kita berusaha berdoa tawakkal nyerahin semuanya, nyerahin keadaan hati kita ke Allah dan berusaha ikhlas, meski berat, InsyaAllah kita akan segera tenang.
Semoga kita segera mendapatkan hal baik, yang menurut Allah baik, menurut kita baik. Amin.
Saling doain ya.
:)

Comments
Post a Comment