Sendiri..dan direlung perasaan sedih membuat semuanya menakutkan. Dan itu yang membuatku menulis.
Aku tau seharusnya perasaan seperti ini tidak seharusnya berlama-lama. Hanya membuat dopamin dan endorfin di otak berkurang diganti oleh kortisol yang mematikan. Saat tekanan di dalam pembuluh darah meningkat dengan jantung yang mugkin bekerja dua kaali lebih cepat dari sebelumnya, membuat jam fisiologis tubuh ini terasa kacau. Mengapa tidak? Jika setiap berangkat untuk tidur kamu merasakan kegelisahan, ketika kamu bangun, kamu akan merasa kelelahan dengan kepala yang sakit.
Hey, sudah berapa lama aku seperti ini?
Satu bulan? Dua bulan? Aku tak ingat persis. Perasaan yang acap kali membuat aku merasa seperti penderita gangguan bipolar yang sesekali perasaannya melambung ke atas awan dan kali lainnya seperti dihempas ke dasar bumi. Hancur dan pedih..
Aku takut untuk berangkat tidur
Aku merasa takut pulang ke kos dan merasa sendiri dengan sebongkah perasaan kosong yang menakutkan. Hampa dan kedap udara.
Aku melihat diriku begitu menyedihkan.
Dan sampai kapan?
Bukankah disetiap harapan ada kehidupan. Dan Tuhan bersama orang-orang sabar?
Aku tau, tak seharusnya seperti ini. Ini membuatku seperti manusia yang tidak pernah merasa bersyukur dengan segala macam pemberian Tuhan yang tak pernah diperhitungkan. Kutatar diriku. Aku tau ada yang salah.
Seharusnya aku sudah terlatih dengan perasaan dan keadaan yang seperti ini. Aku pikir diriku ini sudah cukup kuat. Nyatanya aku hanya bisa tersenyum dan membisik ke diri, "ternyata sabar itu belajarnya selamanya.."
Comments
Post a Comment